2/15/2011

Doa dalam hitungan mundur

Tuhan..
Aku rindu rumah...meski yang ada cuma hamparan enceng gondok..tak sebanding dengan dafodil dan tulip yang mulai bermekaran disini..tapi itulah tempat terindah yang bisa kusebut rumah. meski bangunan-bangunan disekitarnya tidak artistik dan klasik seperti disini..tapi aku bisa tidur nyaman dan tenang.aku rindu panasnya matahari, yang dulu sering membuatku mengeluh kelelahan. bahkan aku rindu polusi dan kebisingan yang seperti mendendangkan lagu sayang padaku..disini..indah namun suram..asing dan misterius bagiku.
Tuhan...aku tidak mempersalahkan pilihanku..tidak mempersalahkan yang sudah kualami.malah aku bersyukur karena telah belajar dari semua ini.tapi sungguh pelajaran telah cukup bagiku..akan kuhafal..akan kuingat. aku ingin hangatnya sarung membelit tubuhku saat malam tiba dan menyantap pisang goreng yang ternyata jauh lebih enak daripada roti dan keju ataupun coklat hazelnut yang kusantap tiap pagi disini.
Tuhan..sekarang aku sadar betapa tidak terbatasnya Engkau..hanya keterbatasanku membuatku membatasi doa ketika meminta padaMu. betapa begitu angkuhnya aku yang menuntut dari engkau untuk berada disini dengan cara apapun.dan disinilah aku dengan cara yang tidak nyaman (ternyata). namun dari sekian banyak teguran yang Engkau sampaikan..aku tahu betapa Kau mencintaiku..karena kini aku telah dapat jawaban atas doaku untuk selalu merindukanMu dan membutuhkanMu.

Tuhan...aku ingin rumahku, ingin ini segera berakhir dan pulang.

0 komentar:

Posting Komentar